Jumat, 25 April 2025

Membangun Pemahaman Dan Meningkatkan Efisiensi dengan Permodelan Sistem | ETS_EMIRAH ABU DHABI


Nama : Emirah Abu Dhabi 

NPM : 20323002

Membangun Pemahaman Dan Meningkatkan Efisiensi dengan Permodelan Sistem 



                    Definisi  

Menurut IEE  Teknik industri berkaitan dengan perancangan, perbaikan dan pemasangan sistem terpadu yang terdiri dari manusia, material, informasi, peralatan dan energi. Teknik ini memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam ilmu matematika, fisika, dan sosial bersama dengan prinsip dan metode analisis dan perancangan teknik untuk menentukan, memprediksi dan mengevaluasi.

Pengertian Pemodelan & Sistem

    Pemodelan adalah proses untuk membuat sebuah model dari sistem. Model adalah representasi dari sebuah bentuk nyata, sedangkan sistem adalah saling keterhubungan antar elemen yang membangun sebuah kesatuan, biasanya dibangun untuk mencapai tujuan tertentu. Serta penjelasan lainnya sistem didefinisikan sebaagai sekumpulan objek beserta hubungan-hubungan di antara objek-objek tersebut serta di antara atribut-atributnya yang berkaitan satu dengan yang dan dengan lingkungannya sehinga membentuk suatu kesatuan

Sistem yang dijelaskan oleh beberapa ahli. Berikut pengertian dan definisi sistem menurut beberapa ahli:

- Jogianto (2005:2), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata, seperti tempat, benda dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.

- Indrajit (20012), Sistem adalah kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya.

Di zaman yang moderen ini, hampir semua pekerjaan manusia telah dibantu oleh alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia, contohnya mesin. Tentu saja membutuhkan suatu pemodelan dalam mengoperasiannya (Suradi, dkk. 2020).


Jenis Jenis Pemodelan Sistem

Sebelum sampai pada tahap pemodelan, perlu diketahui lebih dahulu jenis dan klasifikasi model-model secara terperinci (Suwarto 2006).

Model dapat dikategorikan menurut jenis, dimensi, fungsi, tujuan pokok pengkajian atau derajad keabstrakannya. Kategori umum adalah jenis model yang pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi :

1.      Model Ikonik, adalah perwakilan fisik dari beberapa hal baik dalam bentuk ideal ataupun skala yang berbeda. Model ikonik dapat berdimensi dua (foto, peta, cetak biru) atau tiga dimensi (prototip mesin, alat).

2.      Model Analog, mewakili situasi dinamik, yaitu keadaan berubah menurut waktu. Model ini sering dipake daripda model ikonik karena kemampuannya untuk mengetengahka karakteristik dari kejadin yang dikaji. Bentuk model lebih pada kuantitatif, contoh model berupa kurva permintaan, kurva distribusi frekuensi dan statistik, dan diagram alir.

3.      Model Simbolik (Model matematik)

Format mode simbolik dapat berupa angka, simbol, dan rumus. Jenis model simbolik yngg umum dipakai adalah suatupersamaan (equation). Bentuk persamaan adalah tepat, singkat, dan mudah dimengerti .Pada umumnya model matematis diklasifikasikanmenjadi dua yaitu model statik memberikan informasi tentang perubahan model hanyapada titik tunggal dari waktu. Model dinamik mampu menulusuri jalur waktu dari perbahan model.

    Contoh Pemodelan Sistem Dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam contoh pemodelan sistem lalu lintas, kita menggunakan data seperti volume lalu lintas, kecepatan kendaraan, dan pola perjalanan untuk membuat model yang dapat menunjukan bagaimana sistem lalu llintas kita akan berperilaku dalam berbagai skenario.Kelebihan pemodelan sistem dalam konteks ini adalah kemampuannya untuk membantu kita memahami bagaimana suatu sistem bekerja secara keseluruhan. 

            Tujuan Pemodelan Sistem 

     Tujuan utama dari pemodelan sistem adalah untuk memberikan gambaran yang jelas dan terstruktur mengenai bagaimana sistem bekerja. Pemodelan sistem membantu dalam :

 

Pentinganya Pemodelan Sistem

Pemodelan sistem memiliki banyak manfaat, di antaranya :

1. Memperjelas Kebutuhan dan Tujuan

Dengan membuat model sistem, semu pihak yang terlibat dapat memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang dibutuhkan dan tujuan apa yang ingin dicapai. Hal ini membantu dalam menghindari kesalahpahaman dan memastikan bahwa semua kebutuhan pengguna dipenuhi.


2. Meningkatkan Desain dan Implementasi

Model yang baik membantu dalam merancang sistem yang efisien dan efektif. Dengn memiliki gmbaran yang jelas tentang bagaimana sistem akan befungsi, pegembang dapat merancang solusi yang sesuai dengan kebutuhan dan menghindari masalah yang tidak terduga selama fase implementasi.


3. Memfasilitasi Komunikasi

Model sistem berfungsi sebgai alat komunikasi yang efektif antara pengembang, pengguuna, dan pemangku kepentingsn lainnya. Dengan meggunakan model, semua pihak dapat berkomunikasi dalam bahsa yang sama dan memastikan bahwa semuapersyaratan dan harapan tercermin dalam sistem yang sedang dijalankan.


4. Mengidentifikasi Masalah Awal

Pemodeln sistemmemungkinkan identifikasi masalah dan kekurangan pada taap awal pegembangan. Dengan melakukan analisis terhadap model, maslah potensial dapat ditemukan dan diperbaiki sebelum sistem diimplementasikan secara keseluruhan.

    Metode Pemodelan Sistem YangSeringkali Digunakan

 Dua alatpemodelan yang paling banyak digunakan dalam tekik rekayasa perangkat lunak adalah Diagram Alir Data (DFD) dan Unified Modeling Language (UML). Keduanya memiliki tujua yang sama, yaitu untuk memvisualisasikan sistem, nmun keduanya memiliki pendekatakan, struktur, dan tujuan yang berbeda.

    1. Pengertian DFD (Data Flow Diagram)

Diagram Alir Data(DFD) adalah alat pemodelan yang digunakan untuk menggambarkan aliran data dalam sistem. DFD berfokus pada pross yang mengolah data, sumber data, dan tujuan berbagai entitas, proses dan peyimpanan dalam suatu sistem.

    Elemen-elemen DFD:

    - Entitas eksternal (External Entity) menunjukan sumber atau tujuan data diluar sistem.

    - Proses (Process) menggambarkan bagaimana data di proses atau diubah dalam sistem.

    - Aliran Data (Data Flow) menunjukkan arah pergerakan data diantara entitas dan proses.

    - Penyimpanan Data (Data Store) merupakan tempat data dalam sistem.


    2. Pengertian UML (Unified Modeling Language)

 UML (Unified Modeling Language) adalah standar pemodelan graifs  yang digunakan untuk menggambarkan sistem perangkat lunak, struktuur, dan perilaku dalam bentuk diagram. UML lebih komprehensif daripada DFD, mencakup berbagai desain sistem, mulai dari struktur statis hingga dinamika iteraksi antar objek. UML mendukung berbagai jenis diagram yang menggambarkan elemn-elemen sistem yang berbeda.

Beberapa diagram UML yang umum digunakan antara lain:

    - Use Case Diagram, Memodelkan interaksi antarpengguna (aktir) dan sstem.

    - Class Diagram, Memodelkan struktur statis dari kelas-kelas dalam sistem.

    - Sequence Diagram, Menggambarkan urutan interaksi antarobjek.

    - Activity Diagram, Memodelkan alur kerja dan proses dlam sistem.

    Perbedaan DFD dan UML

UML lebih fokus pada representasii pbjek dan interaksi mereka dalam konteks pemograman berorientasi objek, sedangkan DFD lebih berfokus pada aliran data antar entitas.



 Referensi 

Link Buku (3)

-  Dasar sistem kendali pemodelan, pengendalian, analisis, simulasi, dan implementasi

Buku Pemodelan Sistem

Buku Pengantar Pemodelan Teknik Industri

Jurnal (2)

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INDUSTRI MANUFAKTUR MENGGUNAKAN METODE SIMULASI HYBRID (STUDI KASUS: PT. KELOLA MINA LAUT)

Pengertian-pemodelan-sistem/

Perbedaan-dfd-dan-uml-dalam-pemodelan-sistem/?utm_source=chatgpt.com

Website kampus :

Website Kampus Digitech University

https://www.instagram.com/digitechuniversity.official?igsh=MTA0enlwZzRyMjE4NA==


Website prodi: 

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INDUSTRI

media sosial pribadi:

Instagram (Emirah ABu DHabi)

media sosial himpunan :

Instagram Himpunan Teknik Industri (HIMTI)

Hastag yang relevan :

#pemodelansistem #PengantarTeknikIndustri #Sistem #TeknikIndustri #DigitechUnivesity #S1Teknik

Rabu, 20 November 2024

Tugas Evaluasi Ergonomi Metode REBA (Emirah)


Mengenal Serta Implementasi Metode REBA

 Terhadap Pengurangan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja



Aktivitas pekerja pada dasarnya menimbulkan dampak positif dan negatif, salah satunya adalah akibat terganggunya sistem rangka dan otot, yaitu menurunnya tingkat kekuatan bagian tubuh yang merupakan produktivitas kerja saat melakukan aktivitas sehari-hari. Sebagian besar pekerjaan dilakukan secara manual dengan posisi tertentu, dalam waktu lama, dan postur kerja yang salah sehingga menyebabkan kondisi yang tidak nyaman.

Kondisi kerja ini menimbulkan  Keluhan MSDs yaitu keluhan yang berada pada bagian otot skeletal atau otot rangka yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan hingga sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam jangka waktu cukup lama maka akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Faktor penyebab terjadinya keluhan muskuloskeletal adalah peregangan otot yang berlebihan, aktivitas berulang, sikap kerja tidak alamiah, penyebab sekunder dan penyebab kombinasi.

Metode yang digunakan pada studi ini adalah metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). REBA adalah metode untuk menilai secara cepat postur leher, punggung, lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan kaki seorang pekerja. Selain karena menilai risiko pada seluruh bagian tubuh, berikut tahap-tahap metode REBA :

1)      Tahap pertama adalah pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan kamera video atau foto

2)      Tahap kedua adalah penentuan sudut–sudut dari bagian tubuh pekerja

3)      Tahap ketiga adalah penentuan berat benda yang diangkat, penentuan genggaman dan penentuan aktivitas pekerja.

4)      Tahap keempat adalah perhitungan nilai REBA untuk postur yang bersangkutan, dengan didapatnya nilai REBA tersebut dapat diketahui level risiko dan kebutuhan akan tindakan yang perlu dilakukan untuk perbaikan kerja.

Tujuan Evaluasi 

1.      Sejauh mana metode REBA dapat mengidentifikasi postur kerja yang berisiko.

2.      Mengimplementasikan dan mengenal metode REBA dalam penerapannya di lapangan.

3.      Memberikan rekomendasi perbaikan

Kelebihan dan kekurangan Pada Metode REBA

Metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) adalah sebuah alat analisis yang cepat dan mudah digunakan untuk menilai postur kerja dan risiko cedera muskuloskeletal. Metode ini cukup populer dalam bidang ergonomi karena kesederhanaannya.

Kelebihan Metode REBA:

  • REBA dirancang untuk memberikan penilaian yang cepat dan mudah, sehingga dapat diterapkan di berbagai lingkungan kerja.
  • Mencakup seluruh tubuh karena metode ini tidak hanya fokus pada satu bagian tubuh, tetapi mempertimbangkan seluruh postur tubuh pekerja.
  • Evaluasi dilakukan dengan mengambil gambar aktivitas, memperhitungkan sudut pada postur kerja
  • skala yang digunakan hingga angka 12.
  • Metode ini memberikan rekomendasi tindakan perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko cedera.

Sedangkan kekurangan dari metode REBA ini adalah sebagai berikut :

  • Penilaian REBA masih cukup subjektif, tergantung pada pengamat yang melakukan penilaian. Hal ini dapat menyebabkan variasi hasil penilaian.
  • Hasil penilaian REBA memberikan gambaran umum tentang risiko, namun kurang memberikan detail mengenai penyebab spesifik cedera.
  • REBA mungkin kurang cocok untuk pekerjaan yang sangat kompleks atau melibatkan gerakan yang sangat spesifik.


Contoh Studi Kasus









PT. Cuansmil adalah perusahaan manufaktur yang memiliki gudang penyimpanan bahan baku dan produk jadi. Pekerja gudang sering melakukan aktivitas angkat beban secara manual dalam berbagai variasi berat dan jarak. Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan mulai menerima laporan peningkatan kasus keluhan nyeri punggung, bahu, dan pergelangan tangan di antara pekerja gudang. Keluhan-keluhan ini diduga kuat berkaitan dengan aktivitas angkat beban yang dilakukan secara berulang dan dalam durasi yang lama.

Apa yang Dievaluasi dalam studi kasus ini ?

  • Postur kerja: Posisi tubuh saat bekerja (duduk, berdiri, membungkuk).
  • Gaya pada pekerja : Gaya angkat, dorong, tarikan.
  • Tugas kerja: Jenis tugas dan durasi tugas.

Langkah Evaluasi Menggunakan Metode Reba

1)      Merekam aktivitas dengan objektif contoh, video atau foto pekerja angkat beban dari berbagai sudut untuk analisis yang lebih detail

2)      Menentukan nilai berdasarkan tabel REBA

·         Kategori A bagian (atas leher, punggung, kaki)

·         Kategori B bagian (lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, dan genggaman)

3)      Pengisian Kuesioner dengan mengumpulkan data tentang keluhan MSDs yang pernah dialami pekerja.

4)      Menjumlahkan nilai dari setiap kategori dan menghasilkan skor REBA berupa tabel C menggunakan persamaan (sesuai standarisasi).

5)      Hubungkan antara Skor REBA dan Keluhan MSDs, semakin tinggi skor REBA semakin tinggi pula risiko terjadinya MSDs.

6)      Bandingkan skor REBA yang diperoleh dengan nilai standarisasi yang telah ditetapkan.

7)      Menyimpulkan resiko yang dihasilkan seperti postur tubuh yang berisiko tinggi dan aktivitas yang perlu diperbaiki

Saran Perbaikan

Usulan upaya perbaikan postur kerja akibat beban kerja sebagai berikut:

a.Melakukan pelatihan mengenai angkat beban manual secara ergonomi kepada pekerja , sebagai contoh :

·         Smart Grip

Genggam beban dengan menggunakan jari tangan terkuat. Jika selama ini kita berfikir bahwa jari terkuat adalah jempol dan telunjuk, maka pemahaman tersebut salah. Bagian jari yang kuat adalah jari tengah, jari manis, dan jari kelingking. Pastikan ketiga jari tersebut menggenggam beban yang diangkat

b. Pekerja lebih memperhatikan posturnya saat bekerja

c. Menggunakan alat bantu saat proses pengangkatan

f. Menyesuaikan tinggi alat penyimpanan barang .

 

Kesimpulan

Pengenalan metode REBA dalam dunia kerja telah memberikan kontribusi besar dalam upaya mencegah cedera muskuloskeletal. Namun, implementasi REBA di lapangan juga menghadapi beberapa tantangan, seperti subjektivitas penilai dan keterbatasan dalam menilai aktivitas pekerja. Meskipun demikian, dengan pelatihan yang memadai dan kombinasi dengan metode penilaian lainnya, REBA dapat menjadi alat yang efektif dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih ergonomis.

 

sumber : 

https://journal.iteba.ac.id/index.php/jmrib/article/download/148/113/874

https://journal.unrika.ac.id/index.php/jurnalprofisiensi/article/download/3415/pdf

https://ojs.ejournalunigoro.com/index.php/jkti/article/download/1038/714/

artikel

https://indonesiasafetycenter.org/6-teknik-kunci-pengangkatan-manual-yang-benar/

https://www.scribd.com/document/451636497/REBA


 Digitech University

instagram Digutech Unuversity

Instagram Himpunan Teknik Industri

Instagram Emirah Abu Dhabi


 

 


Kamis, 22 Februari 2024

Resensi Statistika

Judul jurnal : Inovasi Dalam Statistika Untuk Pengembangan Bisnis & Industri


• Penulis jurnal : Mustafid

• Nama jurnal : 

• volume dan jumlah halaman : 13 halaman

• Tahun terbit : 2013 

• Penerbit :Diponegoro University | Institutional 

• Laman : https://eprints.undip.ac.id/40281/1/1._Mustafid.pdf

- 23 Februari 2024 pukul 11.53


Resensi

Inovasi Dalam Statistika Untuk Pengembangan Bisnis Dan Industri

 

Inovasi dalam statistika untuk mengukur, memantau dan mengembangkan kinerja bisnis dan industri untuk mencapai keunggulan strategis Memahami inovasi dalam perspektif statistika sebagai dasar dalam merumuskan dan menerapkan inovasi dalam statistika dalam pengembangan kinerja bisnis dan industri untuk peningkatan kinerja profitabilitas perusahaan. Metode yang digunakan adalah berfikir secara statistika (statistical thinking) untuk menggunakan dan mengembangkan stistika dengan fokus pada pengukuran dan pencapaian kinerja bisnis dan industri. Metode iterasi induktif-deduktif dalam kerangka proses perbaikan mutu dengan formula Tentukan-Ukur-Analyze-Improve-Control (DMAIC) digunakan untuk menghasilkan metode sebagai salah satu inovasi dalam statistika


2. Inovasi Dalam Perspektif Statistika


Inovasi merupakan suatu proses yang lengkap untuk pengembangan dan komersialisasi produk baru, meliputi antara lain produk dan layanan, metode atau ketentuan produksi, metode distribusi atau jasa pengiriman, model bisnis, pemasaran, atau bentuk organisasi (Box dan Woodall, 2012). Inovasi dapat terjadi dalam semua tahapan proses dalam bisnis dan industri, misalnya dalam proses operasional, manajemen, pemasaran, dan distribusi. Inovasi dikelompokkan dalam dua istilah, yaitu inovasi terobosan dan inovasi bertahap. Inovasi terobosan sering dikaitkan dengan menghasilkan produk baru atau jasa secara radikal, dan inovasi bertahap dikaitkan dengan perbaikan produk dan layanan yang berjalan secara berkesinambungan (Hoerl dan Snee, 2012).


Inovasi dapat merupakan suatu aktivitas yang direncanakan secara sistematis. Peralatan dan roadmap dapat diterapkan dengan jadwal pengelolaan proses inovasi. Inovasi yang sistematis melibatkan pelaksanaan urutan yang dikelola dengan langkah menggunakan metode ilmiah. Pada perspektif ststitaikÄ…, langkah sistematis dapat menggunakan formula dalam mengguakan Six Sigma, yaitu mendefinisikan, mengukur, menganalisa, desain dan memverifikasi strategi, serta menggunakan alat statistika yang tepat. Dalam berbagai literatur misalnya pada Montgomery (2011) dan Mongomery dan Woodall (2008), sebagian besar inovasi didefinisikan sebagai kombinasi antara ide dan teknologi. Dalam desain produk dan proses bisnis atau industri yang melibatkan desain sistem dan analisis data dikombinasikan teknologi informasi menjadi sangat dominan dalam menghasilkan konsep inovasi.


Statistical thinking diperlukan untuk memahami fakta, masalah dan solusi yang diajukan. Statistika diperlulakn untuk membangun formula inovasi yang akan dibangun berdasarkan target kinerja bisnis atau indusri. Proses inovasi dalam statistika dipadukan dengan manajemen untuk desain inovasi proses dan produk sesuai dengan standar akinerja proses dan produk yang akan dihasilkan, yang pada akhirnya menghasilkan model bisnis baru


 Dalam praktiknya sistem inovasi dalam statistika ini melibatkan penggabungan antara statistika, manajemen, analisis data dan penggunaan teknologi informasi.


Program statistika yang menunjukkan inovasi dapat dievaluasi dalam tiga dimensi utama, yaitu inovasi (jenis inovasi dan dampaknya), kualitas data, dan penggunaan data. Inovasi dalam statistika menekankan faktor penting berupa proses dan kebutuhan data atau informasi, meliputi: kebutuhan data, pentingnyapengumpulan data dalam suatu sistem proses yang saling berhubungan, kehadiran. 


3. Statistical Thinking


Statistical thinking merupakan proses berfilosofi yang sangat mendasar dalam membuat inovasi. Salah satu contoh adalah masyarakat Jepang, yang telah menerapkan statistika dalam pengembangan dunia bisnis dan indusri. Banyak istilah bisnis, industri dan manajemen mutu menggunakan istilah bahasa Jepang, mislanya kaizen, kanban, gemba, dan taguchi, yang sehariannya dipakai oleh mereka. Pengembangan industri di Jepang tidak lepas dari peran Ahli Statistika Amerika bernama Dr W. Edwards Deming, yang telah mengajar perusahaan Jepang untuk menerapkan statistika dan tatistical thinking sebagai landasan untuk pendekatan sistematis dalam mengukur dan meningkatkan mutu, efisiensi, produktifitas, sebagai kinerja bisnis dan industri. 


Terkait dengan penerapan statistika dan statistical tninking di Jepang, Dr Deming menjelaskan, bahwa statistika telah dimiliki dan dijiwai oleh masyarakat bisnis dan industri sebagai bahasa kedua (Rodriguez, 2010). Dalam catatan harian mereka dijumpai peta kendali statistika untuk mencatat dalam bilangan jam demi jam hari demi hari tentang jumlah produk yang dihasilkan dan catatan terkait alasan terjadinya penyebab ketidak sesuaian terhadap produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaku bisnis dan industri sangat memahami dalam konsep menejemen tentang apa yang mereka hasilkan, dan mereka tahu jumlah produksi, jumlah produk yang yang cacat dan biaya produksi yang harus dialokasikan.


Idealnya statistical thinking digunakan bersama-sama dengan penggunaan metode statistika untuk melakukan pengukuran, peningkatan dan pengendalian mutu di semua aspek kinerja bisnis dan industri. Statistika industri menaruh perhatian terutama pada proses dan analisis pengendalian mutu dan peningkatan proses operasional. Peran statistical thinking didasari dari fakta untuk desain proses pengendalian statistika dan desain eksperimen dalam membuat suatu sistem operasi efektif dan efisien berkaitan dengan manufaktur, produksi, survei pasar, dan sebagainya.


Definisi tentang statistical thinking dapat diambil dari American Society for Quality. Statistical thinking merupakan filosofi pembelajaran dan tindakan staistika berdasarkan pada tiga prinsip dasar (Hoerl dan Snee, 2012), yaitu:


a. Semua pekerjaan terjadi dalam suatu sistem pada proses yang saling berhubungan.


b. Variasi ada di semua proses.


c. Memahami dan mengurangi variasi adalah kunci keberhasilan.


Tahapan pada penerapan statistical thinking untuk menghasilkan kinerja bisnis dan industri yang ditargetkan diberikan pada 



Gambar 2 (Hoerl dan Snee, 2012). 

Prinsip pertama dari statistcal thinking adalah bahwa semua pekerjaan terjadi dalam suatu sistem proses yang saling berhubungan Prinsip ini memberikan pengertian untuk memahami organisasi, potensi perbaikan, dan sumber-sumber variasi yang disebutkan dalam prinsip kedua dan ketiga. Prinsip kedua dari statistcal thinking adalah bahwa variasi ada dalam semua proses. Ini memberikan fokus untuk pekerjaan perbaikan disemua lini. Variasi adalah kunci solusinya. Jika tidak ada variasi, maka


a. Proses akan berjalan lebih baik.


b. Produk akan memiliki kualitas yang diinginkan.


c. Layanan akan lebih konsisten.


d. Manajer akan mengelola lebih baik.

Ketiga prinsip dalam statistical thinking diatas juga masih harus memperhatikan perlunya berpikir tentang data yang relevaan sesuai dengan persyaratan kerandoman datÄ… serta memperhatikan variabilitas yang begitu kecil atau data yang sangat berlimpah. Snee (1990) mengidentifikasi tiga prinsip dasar dari definisi statistical thinking sebagai konsep dasar untuk dipahami oleh pengguna statistika. Dalam statistical thinking, juga perlu memperhatikan langkah-langkah dalam penggunaan statistika pada semua tingkatan dalam manajemen, yaitu:


a. Bagaimana (termasuk kapan dan di mana) mengukur


b. Apa yang mengukur


c. Bagaimana melaporkan hasil pengukuran


d. Bagaimana memposisikan kebenaran pada laporan


e. Bagaimana menafsirkan informasi statistika dalam istilah bisnis


Langkah-langkah tersebut diatas menekankan berpikir kritis dalam proses berpikir. Dalam proses berfikir, strategi untuk peningkatan kinerja bisnis dan industri adalah inti dalam statistical thinking, yaitu dengan adanya inisiatif secara berkesinambungan yang menekankan pada sistem proses perbaikan yang saling berhubungan.


Statistical thinking didefinisikan sebagai proses berpikir yang mengakui adanya variasi pada setiap proses Sehingga, semua pekerjaan memnadang adanya variasi pada serangkaian proses yang saling berhubungan. Oleh karena itu, aktivitas identifikasi, mengukur, mengendalikan, dan mengurangi variasi merupakan aktifitas dalam manajemen untuk perbaikan kinerja. Statistical thinking juga merupakan cara dalam inovasi untuk meningkatkan mutu proses dan produk dalam bisnis dan industri.


4. Inovasi Dalam Statistika


Konsep inovasi dalam statistika memberikan ide-ide baru dalam pengembangan dan /atau penerapan statistika untuk meningkatkan kinerja bisnis dan industri, yang meliputi inovasi produk dan proses. Inovasi selalu melibatkan perubahan, tetapi tidak semua perubahan melibatkan ide-ide baru atau perbaikan yang signifikan. Inovasi dalam statistika dapat dilihat dari dari sudut pandang apa yang baru. Konsepnya adalah apa yang terbaru, dan ada perubahan apa atau perbaikan apa yang terjadi. Inovasi statistika dapat dilakukan juga dalam pengembangan teori statistika dengan menggabungkan beberapa teori statistika, atau menggabungkan teori statistika dengan bidang lainnya, termasuk penggunaan teknologi informasi. Inovasi dalam statistka juga dapat dilakukan dengan memodifikasi teori atau metode statistika dengan bidang ilmu lainnya sesuai dengan bidang penerapannya.


Dalam statistika industri, inovasi dalam statistika pada awalnya dikembangkan oleh Ahli Statistika Shewhart (1931), yaitu mendesaian peta kendali proses yang digunakan untuk mengamati data atau informasi dari waktu ke waktu, membedakan antara penyebab variasi umum dan khusus, mendeteksi perubahan proses, dan mengendalikan jumlah data yang palsu. Peta kendali proses selanjutnya dikembangkan secara umum. dalam peta kendali mutu yang menjadi acuan dalam statistika bisnis dan industri oleh banyak ahli statistika.


Inovasi dalam statistika bisnis dan indusri lebih luas dikembangkan dalam aspek pengendalian proses statistika yang dihasilkan dari penggabungan dengan bidang statistika lainnya, seperti metode time series, kontrol proses analisis multivariat, metode nonparametrik, riset operasi. Beberapa penelitian terbaru pada pengendalian proses statistika melibatkan analisis fungsional data, analisis citra dan jaringan syaraf tiruan, dengan melibatkan data dalam jumlah yang besar dan penerapan teknologi informasi.


Pemahaman inovasi dalam statistika telah menjadi kebutuhan bagi pengembang statistika agar dapat beradaptasi dan menemukan teori dan metode untuk menangani masalah bisnis dan industri, baik secara teorirtis maupun praktis Inovasi dalam statistika juga dibutuhkan untuk mengatasi meningkatnya jumlah data yang tersedia di banyak aplikasi. Inovasi statistika dapat dikaitkan dengan penggunaan teknologi informasi untuk membuat daya komputasi dalam ranka mendukung analisis data dengan jumlah besar dan dibutuhkan secara real time


5. Six Sigma Sebagai Inovasi


Six Sigma merupakan pendekatan perbaikan kinerja bisnis dan industri yang bertujuan untuk menemukan dan menghilangkan penyebab kesalahan atau cacat dalam proses bisnis. Six Sigma diambil dari istilah dari statistika, yaitu enam standar deviasi (sigma) yang dapat diterjemahkan menjadi hanya 3,4 cacat per sejuta kesempatan (Hoerl dan Gardner, 2010). Kurva Six Sigma berdasarkan toleransi dan target bisnisdiberikan pada Gambar 3. Pendekatan Six Sigma menekankan untuk memahami dan mendokumentasikan proses dan produk bisnis mengembangkan metrik dan data nyata, dan mengurangi variasi. Pendekatan ini menggunakan strategi terobosan yang terdiri dari empat tahap proses perbaikan, yaitu mengukur, menganalisis, meningkatkan, dan pengendalian. Setiap tahapan dilakukan dengan metode statistika dan bertujuan untuk meningkatkan mutu proses sedemikian rupa sehingga meningkatkan kinerja sesuai dengan standar atau target yang ditetapkan.

Six Sigma menghasilkan pendekatan manajemen baru yang dapat membantu organisasi lebih baik untuk melayani kebutuhan pelanggan dan bersaing secara efektif. Tiga konsep umum dilakukan melalui pendekatan manajemen (Hoerl dan Scee, 2010),


yaitu:


a. Melihat bekerja sebagai process


b. Menggunakan data untuk mendukung keputusan.


c. Menanggapi secara bijaksana terhadap variasi.


Ketiga item diatas merupakan khasanah pengetahuan yang dikenal sebagai statistical thinking. Khasanah pengetahuan dan keterampilan yang terkait menjadi sangat penting untuk keberhasilan pengelolaan dan peningkatan bisnis apapun.


Dari sudut pandang statistika, aktivitas inovasi dalam statistika pada proses perbaikan yang mendasar dan pemecahan masalah merupakan pekerjaan dari salah satu dari dua karakteristik proses:


a. Mengurangi variasi melalui pengendalian yang ketat dari proses, atau


b. Meningkatkan secara keseluruhan tingkat (nilai rata-rata) dengan mengubah target proses, yang juga dapat mengakibatkan variasi berkurang.

Hasil akhir dari inovasi statistika adalah mendapatkan model atau formula kinerja bisnis dan industri yang memenuhi standar sesuai kebutuhan stakeholder, yaitu pelanggan, karyawan, masyarakat di mana bisnis beroperasi, dan pemegang saham.


Pada bagian terakhir ini diberikan hasil penelitian inovasi dalam statistika untuk meningkatkan kinerja bisnis dalam bentuk ekstensibiltas web e-commerce, yaitu kinerja mutu konsumen bisnis yang mengakses dan bertransaksi bisnis melalui web dalam rangka meningkatkan profit perusahaan. Extensibility adalah jumlah transaksi kunjungan dalam suatu periode tertentu yang digunakan sebagai parameter mutu perusahaan. Pengukuran ekstensibiltas kinerja web e-commerce menggunakan sistem informasi dengan diagram tampilan peta kendali yang dapat dioperasikan secara real time (Andi, dkk. 2012), seperti pada Gambar 4


Hasil penelitian memberikan inovasi statistika dalam bentuk formula diagram peta kendali dan sistem informasi untuk menampilkan informasi ekstensibilitas secara real time dengan tampilan fluktuasi rata-rata ekstensibilitas e-Commerce dengan parameter peluang transaksi per kunjungan. Berdasarkan hasil diagram peta kendali dianalisis dengan prosedur Six Sigma untuk menentukan kinerja bisnis e-commerece, yaitu peluang transaksi kunjungan per bulanan. Hasil analisis menyatakan bahwa informasi ekstensibilitas sebagaimana diperlihatkan pada 


Gambar 4 menunjukkan bahwa nilai mean sebesar 0,473 transaksi per kunjungan, dengan indeks 4,5 Sigma Nilai mean ekstensibilitas e-Commerce ini ternasuk dalam kategori cukup baik, dan menunjukkani bahwa dari 1000 pengunjung signifikan terjadi transaksi sebanyak 473 order dengan tingkat kepercayaan sebesar 99%. Angka ini dapat digunakan pihak manajemen dalam peningkatan kinerja profitabilitas perusahaan.


Kelebihan pada jurnal ini adalah, mampu mendeskripsikan mengenai statistcal thinking secara singkat, dan juga jelas. Selain itu jurnal ini memberikan contoh dan hasil implementasi yang sudah dilakukan. Hal ini adalah salah satu hal penting, yang dimanaa suatu statistika dikaitkan dengan inovasi bisnis dan industri. Jurnal ini membantu para pebisnis untuk dapat lebih mengetahui jangkauan pemasarannya. Statistik ini juga menggunakan teori atau metode yang cukup mudah di mengerti dan tidak terlalu sulit untuk dipelajari, maka tidak ada hal lagi yang menghalangi untuk para pebisnis mampu memantau bisnis nya dengan baik. 

 Tidak banyak kekurangan yang terdapat dalam jurnal ini , namun akan lebih baik lagi jika  dicoba dengan menerapkannya pada salah satu bisnis rintisan yang membutuhkan bimbingan hal ini dimulai dari 0.




Digitech University

instagram Digutech Unuversity

Instagram Himpunan Teknik Industri

Instagram Emirah Abu Dhabi



Rabu, 07 Februari 2024

CONTOH INTEGRAL TENTU

 Februari 06, 2024

 Kelompok 1: - Allika Rizky Ramadhani (20323038)


                           - Aidil Patoni (20323029)


                           - Andri Hidayatulloh (20323028)


                          - Emirah Abu Dhabi (20323002)


CONTOH SOAL INTEGRAL TENTU





website digitech university



medial sosial:

@digitechuniversity.official

@ti.digitech

@allikarzky._


Membangun Pemahaman Dan Meningkatkan Efisiensi dengan Permodelan Sistem | ETS_EMIRAH ABU DHABI

Nama : Emirah Abu Dhabi  NPM : 20323002 Membangun Pemahaman Dan Meningkatkan Efisiensi dengan Permodelan Sistem                          Def...